Kamis, 10 Februari 2011

Kabupaten Kepahiang adalah salah satu kabupaten di provinsi Bengkulu, Indonesia. Kabupaten ini merupakan kabupaten pemekaran dari kabupaten Rejang Lebong. Mayoritas penduduk kabupaten Kepahiang adalah suku Rejang Kepahiang. Rejang disebut dengan Hejang oleh suku tersebut.
Ibukota kabupaten Kepahiang adalah Kepahiang. Secara administratif, daerah ini terbagi menjadi delapan kecamatan dan 91 desa. Pada tahun 2006, jumlah penduduknya mencapai 114.889 jiwa yang terdiri dari pria (57.835 jiwa) dan wanita (57.054 jiwa), dengan tingkat kepadatan penduduk yang mencapai 163 per km2.[2]

Daftar isi

[sembunyikan]

Anggaran Mitigasi Bencana Bengkulu Rp7 Miliar

BENGKULU--MICOM: Badan Anggaran DPRD Provinsi Bengkulu menganggarkan dana mitigasi bencana sebesar Rp7 miliar dalam rancangan APBD 2011.

"Anggaran mitigasi bencana disetujui Rp7 miliar, karena daerah kami memang sangat rawan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami," kata Wakil Ketua DPRD Provinsi Bengkulu Helmi Hasan, di Bengkulu, Jumat (14/1).

Ia mengatakan dana tersebut sebagian besar akan digunakan untuk sosialisasi dan simulasi bencana gempa bumi dan tsunami khsususnya bagi masyarakat di pesisir pantai Barat Bengkulu.

Tujuh kabupaten dan kota yang berada di pesisir Pantai Barat, yakni Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, Muko Muko, Bengkulu Tengah, Seluma, Bengkulu Selatan, dan Kaur.

"Daerah pesisir ini harus menjadi prioritas karena, selain gempa bumi, masyarakat juga terancam tsunami," tambahnya.

Sebelumnya, Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu menghapuskan dana pembangunan gudang bencana senilai Rp40 miliar dari APBD 2011.

"Kami menghapuskan usulan dana Rp40 miliar untuk pembangunan gudang bencana karena tidak ada perencanaan yang jelas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah," kata Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu Parial.

Ia mengatakan, upaya mitigasi bencana sangat penting mengingat daerah Bengkulu merupakan kawasan rawan bencana gempa bumi dan tsunami karena berada di pertemuan lempeng Indoaustralia dan Eurasia.

Namun, pembangunan gudang logistik dinilai terlalu mubazir jika masyarakat tidak tanggap dan siap tentang apa yang harus dilakukan jika bencana terjadi.

"Pembangunan gudang memang penting, tapi yang lebih penting adalah kesiapan masyarakat menangani jika bencana terjadi, sehingga perlu dilakukan sosialisasi terus menerus dan simulasi gempa dan tsunami," katanya.

Pemerintah Provinsi Bengkulu berencana membangun 100 gedung evakuasi dan penyelamatan diri atau escape building di wilayah pesisir Pantai Barat yang padat penduduk sebagai langkah siaga bencana.

"Karena daerah kita memang rawan bencana gempa bumi dan tsunami maka mulai 2011 akan dimulai pembangunan gedung penyelamatan diri yang sekaligus berfungsi sebagai gudang logistik," kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu, Bambang.

Ia mengatakan gudang itu juga akan menampung persediaan logistik siaga bencana seperti bahan pangan, peralatan dapur umum, tenda, lampu badai, dan pembangkit listrik atau genset.

Program tersebut, kata dia, akan berlanjut hingga 2013, pemerintah provinsi menargetkan terdapat 1.000 gedung penyelamatan diri sekaligus gudang logistik siaga bencana.

Blog Pertolongan Pertama