Minggu, 06 Februari 2011

Sembilan Bencana Alam Berpotensi Landa Bengkulu

 

korbanbencana
Ilustrasi.
Bengkulu - Tim Pemetaan Risiko Bencana Provinsi Bengkulu menetapkan sembilan ancaman bencana alam berpotensi melanda daerah itu yakni gempa bumi, tsunami, banjir, gunung meletus, tanah longsor, kebakaran hutan, angin puting beliung, kekeringan dan abrasi.
Sembilan ancaman bencana ini merupakan kajian tim pemetaan risiko bencana bekerja sama dengan badan Program Pembangunan PBB (United Nation Development Program/UNDP) dan organisasi nonpemerintah dari Swiss, Swisscontact," kata Ketua Tim Pemetaan Risiko Bencana Provinsi Bengkulu, M Nasyah, Rabu (27/1).
"Sembilan ancaman bencana ini akan disesuaikan dengan penyusunan revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bengkulu berbasis mitigasi atau pengurangan risiko bencana yang saat ini sedang dibahas," katanya.
Ancaman bencana gempa bumi terjadi hampir di seluruh wilayah Bengkulu karena daerah tersebut berada di pertemuan dua lempeng aktif yakni Eurasia dan Indoaustralia serta patahan Sumatra (Sumatran fault).
Tim menetapkan wilayah yang berada di kawasan bencana gempa bumi dengan intensitas cukup tinggi antara lain Kota Bengkulu, Mukomuko, Curup, Manna, Bintuhan, Tais, Muara Aman, Kepahiang, Seginim, Linau dan Malakoni di Pulau Enggano.
"Pada umumnya daerah yang terletak di sepanjang pesisir pantai dan sepanjang sesar semangko sangat rawan bencana gempa bumi," katanya.
Sementara daerah yang rawan letusan gunung api Gunung Kaba adalah seluruh wilayah di Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang.
Sedangkan daerah yang rawan bencana tsunami adalah Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Kaur yang berada di sepanjang pesisir pantai Barat Sumatra.
Nasyah mengatakan berdasarkan ancaman bencana tersebut akan menjadi acuan sejumlah program untuk mengurangi risiko bencana seperti pemasangan peringatan dini tsunami dan pembangunan jalur evakuasi jika terjadi tsunami.
Sementara sejumlah program lainnya akan dirancang seperti pembangunan daerah penyangga tsunami, pembangunan pos di wilayah rawan bencana tsunami, penetapan dan pembangunan jalur evakuasi, simulasi evakuasi bencana bagi masyarakat, dan pembuatan media informasi tentang prosedur peringatan dini dan jalur evakuasi.(ant/yan)

Berikut ini adalah kronologi bencana di Indonesia. Salah satu bencana alam yang paling besar yang menimpa kawasan Indonesia adalah Tsunami Aceh 2004. Antara tahun 2009 hingga 2010 bencana yang paling sering terjadi di Indonesia adalah banjir, longsor, gempa bumi, dan tsunami.[1] Selain itu letak geografis Indonesia yang berada di Cincin Api Pasifik menyebabkan negara ini rentan terhadap gunung meletus. Selain itu Indonesia adalah negar dengan jumlah gunung berapi aktif terbanyak di dunia[2] Rata-rata setiap tahun terdapat sebuah gunung berapi yang meletus di Indonesia.
Berikut adalah kronologi bencana alam di Indonesia yang menimbulkan korban jiwa mulai dari yang paling akhir terjadi.

Daftar isi

[sembunyikan]

Top 10 Bencana Alam Terbesar di Dunia

10. Peshtigo Wildfire,(Oct. 8, 1871)

Juragan pasti belom pernah denger bencana ini, Tapi kebakaran liar yang terjadi di Peshtigo, Wis, menyebabkan hangusnya lebih dari 1 juta are tanah disana. Akhirnya pada October 1871, kebakaran liar ini dinobatkan sebagai kebakaran hebat sepanjang U.S. history. Percikan api ditambah ayunan angin yang kencang sempat membuat “tornado of fire” di tempat kejadian, dan 1,200 orang dicatat telah menjadi korban.
9: Storm of the Century, (March 12-15, 1993)

11 tornadoes, dengan kekuatan badai yang membawa bebatuan es, menghantam seluruh bagian canada, amerika serikat dan cuba, akhirnya karena kekuatan badai yang begitu besar, badai ini hingga sekarang disebut “superstorm.” Badai ini menyebabkan kerugian sebesar 6 milyar US$ dan menyebabkan jutaan korban selamat dan 300 korban meninggal.

Hasil foto dari satelit ketika badai berlangsung
8: Great Chilean Quake, (May 22, 1960)

Meskipun gempa yang satu ini bukan gempa yang paling mematikan ataupun paling menghancurkan dalam sejarah, tapi dalam segi kekuatan, gempa ini memiliki kekuatan 9.5 magnitude (bisa dirasakan gan goncangannya, hiiii ) Terjadi di Valdivia, Chili. Gempa tersebut menyebabkan 1,600 orang mati dan 2 juta orang korban selamat.

Gempa ini juga menimbulkan tsunami


7
:
The Super Outbreak, (April 3-4, 1974)

Dari namanya aja udah mengerikan, bagaimana dengan badainya? Yang hanya bisa dijelaskan pada saat itu adalah 148 tornadoes tyang sedang memporak porandakan 13 negara bagian di Amerika. Badai ini tidak berlangsung dalam 1-2jam saja, tapi berlangsung selama 24jam penuh. Akhirnya pada tahun 1974, berita resmi mengumumkan korban meninggal sebanyak 330 orang dan 5,000 orang terluka. Jika 148 tornado tersebut digabungkan, maka akan tercakup badai seluas 2,500 mil/segi.

Jejak dari 148 tornado dilihat dari peta
6: Tangshan, Earthquake, (1976)

Pasti juragan² kalo mikir tentang gempa di china pasti mikirnya gempa di Sichuan yang terjadi pada tahun 2008 ya? Gempa Sichuan menewaskan 69,000 orang. Tapi, meskipun gempa Sichuan sangatlah mematikan, tapi gempa tersebut tidak bisa dibandingkan gempa thangsan pada tahun 1976 di China. Gempa Thangsan menwaskan lebih dari 255,000, bahkan melalui data resmi, korban meninggal ternyata dua kali lipat dari hasil tersebut. Gempa tersebut berkekuatan 7.5 SkalaRichter.

Lokasi Gempa
5: Pompeii, (79 A.D).

Kejadian ini terjadi sekitar 2,000 tahun lalu, yaitu tahun 79 A.D. Ada sebuah Gunung berapi bernama Vesuvius yang akhirnya meletus pada hari itu selama 1 hari penuh dana mengeluarkan abu dan zat racun yang sangat² banyak hingga mengubur kota yang saat itu dinamakan Pompei
(peristiwa ini dimanakan pyroclastic flow).
4: Krakatoa (aka Krakatau), Aug. 26-27, 1883

Keitka Krakatau meledak di ledakan ke-4 pada August 1883, the Indonesian volcano of Krakatoa melepaskan 3 kubik mil magma dan sama dengan kekuatan energy 1 bomb atom. Letusannya terdengar hingga Ribuan mil jauhnya. Ledakannya menggemparkan seluruh negara² lautan pasifik, ledakan tersebut menyebabkan seluruh pulau krakatau tenggelam hingga dasar laut dan menenggelamkan lebih dari 100 pulau disekitarnya dan menyebabkan 36.000 korban meninggal, kebanyakan disebabkan oleh tsunamis. Abu dari ledakan Krakatau bahkan sampai ke New York melalui Udara dan Lautan, sehingga menyebabkan penurunan suhu di seluruh dunia selama setahun.

3: Hurricane Katrina and the 2005 Atlantic Hurricane Season

5 Jenis Badai Katrina yang langsung menghajar Gulf Coast pada August 2005 merupakan hal yang tidak asing lagi. Lebih dari 1,800 orang meninggal karena badai Katrina yang menghajar bangunan² disana yang dibangun tanpa bisa menahan kekuatan badai tersebut. 80% daerah New Orleans tergenang oleh air dan daun² dari ranting pohon yang berterbangan sangat jauh. Merupakan sebuah peringatan dari alam agar selalu waspada akan bencana alam yang kita tidak akan pernah tahu kapan datangnya.
2: Indian Ocean Tsunami, Dec. 26, 2004

Semua peristiwa ini diawali dengan gempa bumi – gempa yang sangat besar. Gempa yang berkekuatan 9.1 SkalaRichter mengguncang Sumetra, yang berada di kepulauan Indonesia. Gempa tersebut terjadi selama 8 menit yang mematikan. Bagaimanapun juga, gempa sebesar itu masih merupakan awal dari segala bencana. Setelah beberapa saat, Tsunami yang tercatat terkuat dalam sejarah pun terbentuk dan menuju ke 14 negara berbeda. Korban tewas sebanyak 230,000 jiwa dan 1.7 juta orang korban selamat. Tinggi level air di dunia sempat naik drastis beberapa kaki dalam beberapa hari, Hal tersebut akhirnya terukir dalam sejarah sebagi tsunami terkuat yang pernah ada.

Tsunami strikes Ao Nang, Thailand.
1: The Great Flood,” (sometime a long, long time ago)

Mungkin saja ini kejadian sejarah atau malah cerita sejarah, bercerita tentang kejadian pensucian seluruh dunia, Banjir mematikan terjadi di seluruh dunia dan kepada seluruh ras di dunia, Dan banyak juga yang selamat berkat Noah’s Ark yang berlayar dengan ras Sumerian, Indian and Native American legends dan masih banyak lagi. Dan tentu saja ini merupakan salah satu legenda: yaitu seluruh dunia bersatu! Seluruh pendosa akan mati! Species akan terlahir ulang! Tapi hanya ada satu masalah tentang bencana ini: mungkin saja banjir ini benar² tidak pernah terjadi.

Bencana Bengkulu Berpacu dengan Waktu


GEMPA bumi 7,9 pada skala Richter yang mengguncang Bengkulu dan sejumlah kawasan di Sumatra, tidak bisa dimungkiri adalah bencana yang menyedihkan. Ribuan rumah dan bangunan luluh lantak, ribuan pengungsi kehilangan tempat tinggal, dan belasan meninggal.
Akan tetapi di celah-celah kedukaan tersembul juga sedikit kegembiraan. Kita gembira karena pemerintah ternyata menampik bantuan asing. Adalah PBB dan Singapura yang hendak mengulurkan tangan bagi korban bencana kali ini. Tetapi baik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono maupun Wakil Presiden Jusuf Kalla kompak menolak.
Kegembiraan, tentu, didasarkan pada analisis logis. Kalau bantuan asing ditampik, berarti kita sesungguhnya mampu mengatasi bencana yang menimpa anak negeri di negeri sendiri. Bencana demi bencana yang sering sekali memorak-porandakan Indonesia rupanya telah menumbuhkan kemampuan untuk belajar dari malapetaka.
Ini sekaligus mengangkat status kompetensi negara. Dari negara yang serbameminta di kala bencana, menjadi negara yang membatasi belas kasihan negara lain terhadap kenestapaan warganya.
Tetapi peningkatan kompetensi dan tanggung jawab seperti ini masih harus dibuktikan. Tidak sekarang, tetapi setidak-tidaknya satu bulan mendatang.
Dari segi kecepatan informasi, terlihat–walaupun masih gelagapan–telah terjadi perubahan sikap melayani yang baik. Badan Meteorologi dan Geofisika serta sejumlah instansi terkait memberi tahu publik bahwa telah terjadi gempa dan peluang tsunami.
Presiden Yudhoyono memimpin rapat darurat. Obat-obatan dan makanan serta fasilitas tanggap darurat berdatangan ke Bengkulu dan pantai Sumatra dari instansi resmi.
Pemerintah terlihat berupaya tidak mau kalah cepat dari badan-badan swasta atau lembaga swadaya masyarakat dalam menolong warga yang menderita. Dana Rp212 miliar bisa disepakati dengan gampang untuk mengatasi bencana di Bengkulu.
Tetapi pengalaman di masa lalu, terutama dalam kasus penanggulangan bencana gempa di Yogya dan Aceh, mendorong kita untuk khawatir. Khawatir karena pola penanggulangan bencana di Indonesia belum berubah banyak.
Setiap kali ada bencana, entah banjir, entah longsor, entah gempa bumi, pemerintah cukup baik dalam bereaksi melalui bicara dan rapat. Tetapi dalam penerapan, sering tumpang tindih bahkan lamban.
Yogyakarta adalah contoh yang paling kentara untuk dikemukakan. Setelah lebih dari satu tahun gempa menimpa, masih sangat banyak penduduk yang tinggal di tenda-tenda darurat. Aceh juga sama. Tiga tahun setelah tsunami menghajar, masih banyak sekali warga yang kehilangan rumah tinggal, bertahan di penampungan darurat. Padahal dana yang mengalir ke sana sangat banyak dan rehabilitasinya dikerjakan oleh sebuah tim nasional yang besar.
Gempa di Bengkulu kali ini memiliki dimensi dukacita yang agak lain. Gempa terjadi di awal Ramadan. Satu bulan dari sekarang, warga akan merayakan Hari Raya Idul Fitri. Adalah amat merisaukan jika dalam tempo hanya sebulan seluruh impian tentang kegembiraan Idul Fitri sirna dari mereka yang tertimpa bencana.
Di sinilah tantangan terberat pemerintah. Mampukah dalam satu bulan ke depan, mengembalikan korban ke rumah-rumah mereka seperti sedia kala?
Rasanya tidaklah mudah. Membangun dan merehabilitasi ribuan rumah dalam tempo satu bulan ke depan adalah pekerjaan besar. Selain membutuhkan uang dalam jumlah besar, juga memerlukan komitmen besar, dan koordinasi dalam dimensi besar juga.
Bila gagal, publik akan menilai penolakan bantuan asing tidak disebabkan oleh keyakinan tentang kemampuan sendiri, tetapi simplifikasi terhadap bencana. Ini tentu menyedihkan.
Tetapi, dalam kultur optimisme yang mesti dibangun, tidak elok memang, menilai buruk terhadap sesuatu yang belum terbukti. Baik, kita tunggu….