Senin, 07 Februari 2011
SEJARAH GEMPA BENGKULU
Dari rentetan peristiwa tsunami, hampir dua tahun sekali terjadi tsunami, Jan juga memaparkan kondisi gempa Bengkulu dan sekitarnya. Gempa yang berulang dan lempeng yang terus bergerak secara kontinyu tanpa pernah berhenti sepanjang tahun. Terjadi pergeseran sesuai priode tertentu. Akibatnya, terjadi benturan yang merupakan sumber terjadinya gempa di dasar laut.
Bengkulu lanjut dia, pernah punya riwayat gempa besar skala 8,4 SR. Gempa tersebut terjadi tahun 1797 dan 1983 yang diiringi dengan tsunami kecil di Bengkulu Selatan dan Bengkulu Utara. Sesuai dengan priode maka gempa yang sama dipastikan akan dialami Bengkulu dalam priode waktu tertentu. Persoalannya, gempa tersebut belum berulang. Inilah yang dianalisa pakar bakal terjadi gempa.
Waktunya bisa lebih cepat atau lebih panjang, serta gempa dengan kekuatan tertentu yang berpeluang terjadi. Daerah Padang, Jambi, Lampung yang masuk perairan Samudera Hindia juga memiliki peluang yang sama. Karakter pergerakan lempengan Semangko ini berulang pada periode 70 tahunan. Seperti di Liwa terjadi tahun 1920 lalu, berulang kembali 1994.
Kalau dilihat dari riwayat gempa tanggal 24 November 1833 Bengkulu pernah dilanda tsunami dengan gempa berkekuatan 8 SR lebih selama 2 menit. Menurut para pakar, gempa bisa berulang 200 tahun sekali. Tapi hitungannya tidak matematis, bisa pas, lebih atau kurang. Enggano dan Lhokseumawe yang masuk bagian pantai Barat Sumatera memang termasuk daerah rawan gempa.
''Kita harus belajar dari sejarah untuk mengetahui bagaimana cara mengatasinya dan mengubah pola hidup kita. Perlu kita sadari gempa bumi dan tsunami adalah peristiwa alam yang terjadi tidak beraturan. Tapi selalu memberikan tanda-tanda, ungkap Jan lebih lanjut.
Gempa di Bengkulu Rabu(12/9) kata dia, memenuhi syarat terjadinya tsunami. Empat syarat utama dipenuhi yakni, kekuatan di atas 6,5 SR, episenter di bawah laut, kedalaman di bawah 30 km/lebih dangkal, mengandung cukup air yang dapat dipindahkan, serta gerakannya vertikal. Kelima syarat tersebut sudah terpenuhi. Hanya gerakannya saja yang tidak memenuhi syarat, dan ternyata kali ini Bengkulu terlewati.
Tsunami akan ditandai dengan tinggi gelombang yang meningkat dan terjadi secara berulang-ulang. Gelombang tsunami di Indonesia bukan seperti gelombang permukaan laut, melainkan pergerakan dasar laut.
Tapi tsunami di daerah Indonesia selalu diawali dengan laut yang surut, itu efek dari arus negatif yang bergerak. Beda dengan Srilanka yang tiba-tiba air tsunami datang seperti air bah. Sebab tidak ada tanda-tanda sama sekali, urai Jan lagi.rb(EF)
Bengkulu lanjut dia, pernah punya riwayat gempa besar skala 8,4 SR. Gempa tersebut terjadi tahun 1797 dan 1983 yang diiringi dengan tsunami kecil di Bengkulu Selatan dan Bengkulu Utara. Sesuai dengan priode maka gempa yang sama dipastikan akan dialami Bengkulu dalam priode waktu tertentu. Persoalannya, gempa tersebut belum berulang. Inilah yang dianalisa pakar bakal terjadi gempa.
Waktunya bisa lebih cepat atau lebih panjang, serta gempa dengan kekuatan tertentu yang berpeluang terjadi. Daerah Padang, Jambi, Lampung yang masuk perairan Samudera Hindia juga memiliki peluang yang sama. Karakter pergerakan lempengan Semangko ini berulang pada periode 70 tahunan. Seperti di Liwa terjadi tahun 1920 lalu, berulang kembali 1994.
Kalau dilihat dari riwayat gempa tanggal 24 November 1833 Bengkulu pernah dilanda tsunami dengan gempa berkekuatan 8 SR lebih selama 2 menit. Menurut para pakar, gempa bisa berulang 200 tahun sekali. Tapi hitungannya tidak matematis, bisa pas, lebih atau kurang. Enggano dan Lhokseumawe yang masuk bagian pantai Barat Sumatera memang termasuk daerah rawan gempa.
''Kita harus belajar dari sejarah untuk mengetahui bagaimana cara mengatasinya dan mengubah pola hidup kita. Perlu kita sadari gempa bumi dan tsunami adalah peristiwa alam yang terjadi tidak beraturan. Tapi selalu memberikan tanda-tanda, ungkap Jan lebih lanjut.
Gempa di Bengkulu Rabu(12/9) kata dia, memenuhi syarat terjadinya tsunami. Empat syarat utama dipenuhi yakni, kekuatan di atas 6,5 SR, episenter di bawah laut, kedalaman di bawah 30 km/lebih dangkal, mengandung cukup air yang dapat dipindahkan, serta gerakannya vertikal. Kelima syarat tersebut sudah terpenuhi. Hanya gerakannya saja yang tidak memenuhi syarat, dan ternyata kali ini Bengkulu terlewati.
Tsunami akan ditandai dengan tinggi gelombang yang meningkat dan terjadi secara berulang-ulang. Gelombang tsunami di Indonesia bukan seperti gelombang permukaan laut, melainkan pergerakan dasar laut.
Tapi tsunami di daerah Indonesia selalu diawali dengan laut yang surut, itu efek dari arus negatif yang bergerak. Beda dengan Srilanka yang tiba-tiba air tsunami datang seperti air bah. Sebab tidak ada tanda-tanda sama sekali, urai Jan lagi.rb(EF)
Langganan:
Postingan (Atom)